fbpx

Category: Khazanah

  • Umroh Musim Dingin: Seberapa Dingin Suhunya di Tanah Suci?

    Umroh Musim Dingin: Seberapa Dingin Suhunya di Tanah Suci?

    Dalam beberapa tahun terakhir, umroh musim dingin semakin populer di kalangan jamaah Indonesia. Alasannya sederhana: cuaca yang sejuk membuat ibadah terasa lebih nyaman dan tidak mudah lelah.

    Jika biasanya suhu di Tanah Suci bisa mencapai lebih dari 40°C, maka saat musim dingin suhu bisa turun drastis hingga belasan derajat. Kondisi inilah yang membuat umroh di akhir tahun terasa istimewa sejuk, tenang, dan penuh kekhusyukan.

    Musim Dingin di Arab Saudi Terjadi Kapan?

    Secara umum, musim dingin di Arab Saudi berlangsung dari bulan November hingga Februari.
    Selama periode ini, suhu udara di Mekah dan Madinah cenderung lebih rendah dibanding bulan-bulan lainnya.

    Berikut perkiraan suhu rata-rata:

    • Mekah: 15–28°C pada siang hari, bisa turun hingga 10–12°C pada malam hari.
    • Madinah: 12–25°C pada siang hari, dan 8–10°C di malam hari.
    • Wilayah utara Arab Saudi (seperti Tabuk): bisa mencapai 0°C dan kadang turun salju.

    Jadi, meskipun tidak bersalju, udara di Tanah Suci terasa sangat sejuk terutama menjelang subuh dan malam hari.

    Suasana Umroh Saat Musim Dingin

    Bagi banyak jamaah umroh ketika musim dingin memberikan pengalaman berbeda. Angin terasa lembut, udara kering, dan suasana Masjidil Haram terasa lebih tenang.

    Selain itu, aktivitas ibadah menjadi lebih nyaman karena:

    • Tidak perlu khawatir dehidrasi akibat panas.
    • Tenaga tidak cepat habis saat tawaf dan sa’i.
    • Jamaah bisa beribadah lebih lama tanpa rasa gerah.

    Banyak yang mengatakan bahwa beribadah di musim dingin membuat hati terasa lebih teduh, cocok untuk muhasabah akhir tahun dan memperkuat niat ibadah.

    Tips Persiapan Umroh Musim Dingin

    Meskipun sejuk, jamaah tetap perlu menyiapkan diri agar tetap sehat selama perjalanan. Berikut beberapa tips penting:

    1. Gunakan pakaian hangat.
      Bawa jaket tebal, syal, kaus kaki, dan pakaian dalam hangat.
    2. Gunakan pelembap dan lip balm.
      Udara dingin di Arab Saudi cenderung kering dan bisa membuat kulit pecah-pecah.
    3. Jaga daya tahan tubuh.
      Konsumsi vitamin dan air putih yang cukup agar tubuh tidak mudah sakit.
    4. Bawa obat pribadi.
      Terutama jika kamu memiliki riwayat flu atau alergi dingin.
    5. Perhatikan waktu shalat di luar.
      Angin malam bisa cukup menusuk, jadi pastikan berpakaian tertutup dengan baik.

    Dengan persiapan yang tepat, umroh saat musim dingin akan menjadi pengalaman spiritual yang tak terlupakan.

    Kapan Waktu Terbaik untuk Umroh Musim Dingin?

    Waktu paling nyaman biasanya antara Desember hingga Januari, karena suhu sedang dalam puncak dingin tetapi masih bersahabat.
    Selain itu, jamaah juga bisa menjadikan momen ini sebagai penutup tahun dengan ibadah penuh muhasabah.

    Rubiqa juga menawarkan paket umroh akhir tahun dengan tambahan city tour Madinah atau Thaif yang udaranya semakin sejuk .

    Jadi, seberapa dingin suhu di Tanah Suci saat musim dingin?
    Suhu di Mekah bisa turun hingga 10°C, dan Madinah bahkan bisa mencapai 8°C di malam hari. Suhu ini cukup membuat udara terasa sejuk, tapi tetap nyaman untuk beribadah.

    Umroh di musim dingin memberikan pengalaman berbeda: ibadah lebih tenang, tubuh lebih segar, dan hati terasa lebih dekat dengan Allah. Jika ingin umroh tanpa khawatir panas, musim dingin adalah waktu terbaik untuk berangkat.

    Yuk konsultasikan sahabat bareng RUBIQA! Sahabat dapat menghubungi menghubungi melalui Whatsapp (+62 813-1234-0099). Sahabat juga dapat cek paket keberangkatan RUBIQA untuk musim dingin pada laman berikut Umroh Sulthan – Umroh Bareng RUBIQA Yuk Bareng RUBIQA, Travel Umroh Milenial Terpercaya! (LILZA)

  • Tradisi Umroh di Indonesia

    Tradisi Umroh di Indonesia

    Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah jamaah umroh terbesar di dunia. Setiap tahunnya, ratusan ribu muslim Indonesia berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah umroh. Uniknya, terdapat berbagai tradisi umroh di Indonesia yang berkembang dari waktu ke waktu, mulai dari sebelum keberangkatan hingga setelah jamaah kembali ke tanah air.

    Artikel ini akan membahas tradisi-tradisi khas umroh di Indonesia yang membuat ibadah ini semakin berkesan dan penuh makna.

    Tradisi Pelepasan Jamaah Umroh

    Salah satu tradisi yang sangat populer adalah acara pelepasan jamaah umroh. Biasanya, keluarga besar, tetangga, dan kerabat datang untuk mendoakan keberangkatan jamaah.

    • Ada yang mengadakan doa bersama di rumah atau masjid.
    • Jamaah umroh diberikan ucapan selamat dan doa keselamatan.
    • Beberapa daerah bahkan mengadakan prosesi khusus, seperti arak-arakan sederhana menuju titik keberangkatan.

    Tradisi ini menumbuhkan semangat kebersamaan dan rasa haru di tengah masyarakat.

    Tradisi Membawa Titipan Doa

    Masyarakat Indonesia juga memiliki kebiasaan memberikan titipan doa kepada keluarga atau tetangga yang berangkat umroh. Jamaah akan membacakan doa tersebut di depan Ka’bah atau saat berada di Masjid Nabawi.

    Kebiasaan ini menunjukkan eratnya hubungan sosial dan spiritual antarumat Islam di Indonesia.

    Tradisi Oleh-Oleh Umroh

    Sepulang dari Tanah Suci, jamaah hampir selalu membawa oleh-oleh umroh untuk keluarga, tetangga, dan teman. Beberapa oleh-oleh yang umum dibawa antara lain:

    • Air zam-zam
    • Kurma ajwa atau kurma sukari
    • Sajadah dan tasbih
    • Madu, cokelat Arab, dan parfum khas Timur Tengah

    Bagi masyarakat Indonesia, oleh-oleh bukan sekadar barang, tetapi simbol berbagi keberkahan.

    Tradisi Penyambutan Jamaah Umroh

    Setelah kembali ke tanah air, jamaah biasanya disambut hangat oleh keluarga besar.

    • Ada yang mengadakan doa syukuran di rumah.
    • Beberapa daerah menyiapkan acara khusus sebagai tanda syukur atas kepulangan jamaah dengan selamat.
    • Tradisi penyambutan ini menjadi momen penuh kebahagiaan sekaligus silaturahmi.

    Tradisi Syukuran dan Berbagi Cerita

    Banyak jamaah umroh di Indonesia yang mengadakan syukuran setelah kembali. Acara ini biasanya diisi dengan doa bersama, ceramah singkat, dan berbagi makanan.
    Selain itu, jamaah juga sering diminta untuk berbagi cerita tentang pengalaman spiritual mereka di Tanah Suci. Tradisi ini membuat masyarakat semakin termotivasi untuk melaksanakan umroh.

    Fakta Menarik Tradisi Umroh di Indonesia

    1. Indonesia termasuk negara dengan jamaah umroh terbanyak di dunia setiap tahunnya.
    2. Tradisi pelepasan jamaah umroh hampir tidak ditemukan di negara lain.
    3. Umroh sering dijadikan momentum keluarga besar untuk berkumpul dan mempererat silaturahmi.
    4. Titipan doa menjadi tradisi unik yang menunjukkan kepedulian sosial umat Islam Indonesia.

    Nilai Positif dari Tradisi Umroh di Indonesia

    Tradisi umroh di Indonesia bukan hanya soal budaya, tetapi juga memiliki nilai-nilai luhur, seperti:

    • Kebersamaan: mempererat hubungan keluarga dan masyarakat.
    • Berbagi berkah: oleh-oleh dan doa yang dititipkan menjadi bentuk kepedulian.
    • Motivasi ibadah: kisah jamaah umroh memberi inspirasi bagi yang lain.

    Tradisi umroh di Indonesia menjadikan ibadah ini tidak hanya sebagai perjalanan spiritual pribadi, tetapi juga peristiwa sosial yang melibatkan keluarga dan masyarakat. Dari pelepasan hingga penyambutan, setiap tradisi mencerminkan kekuatan ukhuwah Islamiyah dan semangat kebersamaan.

    Dengan memahami tradisi umroh di Indonesia, kita bisa melihat betapa kayanya budaya Islam nusantara yang berpadu indah dengan ibadah suci.

    FAQ Tradisi Umroh di Indonesia

    1. Apa saja tradisi umroh yang khas di Indonesia?

    Beberapa tradisi khas umroh di Indonesia antara lain pelepasan jamaah sebelum berangkat, membawa titipan doa, memberi oleh-oleh setelah pulang, hingga acara syukuran kepulangan.

    2. Mengapa jamaah umroh di Indonesia selalu membawa oleh-oleh?

    Membawa oleh-oleh umroh sudah menjadi tradisi turun-temurun. Selain sebagai tanda kasih sayang, oleh-oleh dianggap sebagai simbol keberkahan dari Tanah Suci.

    3. Apa itu titipan doa dalam tradisi umroh Indonesia?

    Titipan doa adalah kebiasaan masyarakat menitipkan doa kepada jamaah yang berangkat umroh agar disampaikan di Ka’bah atau Masjid Nabawi. Tradisi ini mencerminkan rasa kebersamaan umat.

    4. Apakah tradisi pelepasan jamaah umroh ada di negara lain?

    Tidak semua negara memiliki tradisi ini. Pelepasan jamaah secara meriah merupakan keunikan umat Islam di Indonesia sebagai bentuk penghormatan dan doa bersama.

    5. Bagaimana tradisi penyambutan jamaah setelah pulang umroh?

    Biasanya keluarga besar mengadakan doa bersama atau syukuran sebagai bentuk rasa syukur atas keselamatan jamaah. Ada juga yang menggelar pengajian dan berbagi cerita perjalanan umroh.

    Yuk konsultasikan sahabat bareng RUBIQA! Sahabat dapat menghubungi menghubungi melalui Whatsapp (+62 813-1234-0099). Sahabat juga dapat cek paket keberangkatan RUBIQA pada laman berikut Umroh Sulthan – Umroh Bareng RUBIQA Yuk Bareng RUBIQA, Travel Umroh Milenial Terpercaya! (LILZA)

  • Ibnu Sina, Sang Bapak Kedokteran Modern dari Dunia Islam

    Ibnu Sina, Sang Bapak Kedokteran Modern dari Dunia Islam

    Ibnu Sina, atau dikenal juga dengan nama Avicenna, adalah seorang tokoh besar dalam sejarah Islam. Ia dijuluki sebagai Bapak Kedokteran Modern berkat kontribusi besarnya dalam dunia medis. Pemikirannya tidak hanya berpengaruh pada dunia Islam, tetapi juga menjadi dasar perkembangan ilmu kedokteran di Eropa.

    Biografi Singkat

    Ibnu Sina lahir pada tahun 980 M di Afshana, dekat Bukhara (sekarang wilayah Uzbekistan). Sejak kecil, ia dikenal sebagai anak yang jenius dan haus ilmu. Pada usia belasan tahun, ia sudah menguasai berbagai bidang ilmu, mulai dari logika, filsafat, astronomi, hingga kedokteran.

    Karya-Karya Besar

    Al-Qanun fi al-Thibb (The Canon of Medicine)

    Karya terbesarnya dalam bidang kedokteran adalah kitab Al-Qanun fi al-Thibb, yang dalam bahasa Latin dikenal sebagai The Canon of Medicine. Kitab ini terdiri dari lima jilid besar yang membahas:

    • Anatomi tubuh manusia
    • Penyakit dan gejalanya
    • Obat-obatan serta cara penggunaannya
    • Prinsip menjaga kesehatan
    • Panduan diagnosa dan terapi medis

    Kitab ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan dipelajari di universitas-universitas besar di Eropa, seperti Paris, Bologna, dan Oxford. Bahkan, kitab ini digunakan sebagai buku ajar utama hingga abad ke-17.

    Kitab Al-Shifa

    Selain di bidang kedokteran, Ibnu Sina juga menulis kitab Al-Shifa (The Book of Healing). Ini adalah ensiklopedia besar yang mencakup berbagai bidang ilmu: logika, fisika, matematika, astronomi, hingga metafisika.

    Karya lainnya

    Secara total, Ibnu Sina menulis lebih dari 450 karya, meski hanya sekitar 240 yang masih ada hingga kini. Selain kedokteran dan filsafat, ia juga menulis tentang musik, kimia, psikologi, hingga geologi. Hal ini menunjukkan betapa luasnya cakrawala pengetahuan yang dimiliki Ibnu Sina.

    Warisan Ilmiah

    Selain kedokteran, Ibnu Sina juga menulis tentang filsafat, matematika, hingga musik. Namun, warisan terbesarnya adalah pemikirannya tentang kesehatan yang masih relevan hingga kini. Beberapa kontribusinya yang terkenal:

    • Menekankan pentingnya diagnosis penyakit yang akurat
    • Mempopulerkan konsep kebersihan dan pencegahan penyakit
    • Memberikan dasar-dasar farmakologi dalam pengobatan

    Inspirasi bagi Dunia Modern

    Kisah Ibnu Sina mengajarkan bahwa Islam memiliki kontribusi besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Sebagai seorang Muslim, ia menunjukkan bahwa iman dan ilmu dapat berjalan seiring.

    Hingga hari ini, namanya dikenang bukan hanya sebagai ilmuwan Islam, tetapi juga sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah peradaban manusia.

    Ibnu Sina layak disebut sebagai Bapak Kedokteran Modern karena kontribusinya yang luar biasa dalam dunia medis. Karya dan pemikirannya menjadi bukti bahwa ilmu pengetahuan dalam Islam tidak hanya bermanfaat bagi umat Muslim, tetapi juga bagi seluruh umat manusia.

    Yuk konsultasikan sahabat bareng RUBIQA! Sahabat dapat menghubungi menghubungi melalui Whatsapp (+62 813-1234-0099). Sahabat juga dapat cek paket keberangkatan RUBIQA pada laman berikut Umroh Sulthan – Umroh Bareng RUBIQA Yuk Bareng RUBIQA, Travel Umroh Milenial Terpercaya! (LILZA)

  • Apakah Boleh Umroh Saat Haid? Ini Penjelasan Fiqihnya

    Apakah Boleh Umroh Saat Haid? Ini Penjelasan Fiqihnya

    Sebelum membahas lebih jauh tentang apakah boleh umroh saat haid, penting untuk memahami keduanya. Umroh adalah ibadah sunnah yang terdiri dari ihram, tawaf, sa’i, dan tahallul. Sedangkan haid adalah kondisi alami yang dialami wanita, di mana terdapat larangan tertentu dalam beribadah, khususnya shalat dan tawaf.

    Apakah Boleh Umroh Saat Haid?

    Jawabannya: wanita yang sedang haid tetap boleh melaksanakan umroh, namun dengan catatan. Menurut mayoritas ulama, tawaf tidak sah jika dilakukan dalam keadaan haid. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah ﷺ yang bersabda:

    “Lakukanlah semua amalan haji (atau umroh) sebagaimana orang yang berhaji, hanya saja jangan tawaf di Ka’bah sebelum engkau suci.” (HR. Bukhari & Muslim)

    Artinya, jamaah perempuan tetap bisa berniat umroh dan menjalankan rangkaian ibadah lainnya. Hanya tawaf yang wajib ditunda sampai suci.

    Apa yang Boleh Dilakukan Wanita Haid Saat Umroh?

    Meskipun tidak bisa tawaf, ada banyak amalan yang bisa dilakukan oleh jamaah perempuan. Di antaranya:

    • Membaca doa dan dzikir di luar Masjidil Haram.

    • Mendengarkan kajian atau tausiyah dari pembimbing ibadah.

    • Bershalawat dan beristighfar.

    • Ziarah ke tempat bersejarah di Makkah atau Madinah.

    • Membantu jamaah lain dalam persiapan ibadah.

    Dengan begitu, jamaah tetap bisa mendapatkan pahala dan keberkahan meskipun dalam keadaan haid.

    Solusi Jika Haid Saat Umroh

    Kekhawatiran terbesar jamaah perempuan adalah ketika haid datang di hari-hari puncak ibadah. Berikut beberapa solusi praktis:

    1. Menunda tawaf hingga suci
      Jika waktu memungkinkan, jamaah bisa menunggu sampai selesai haid untuk melakukan tawaf.

    2. Menggunakan obat penunda haid
      Banyak dokter memberikan resep aman untuk menunda haid. Namun, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu kepada tenaga medis sebelum keberangkatan.

    3. Konsultasi dengan pembimbing ibadah
      Travel umroh biasanya memiliki ustadz atau ustadzah pendamping. Mintalah arahan agar ibadah tetap sah sesuai tuntunan syariat.

    Tips Persiapan Umroh untuk Jamaah Perempuan

    Agar lebih tenang, berikut tips sebelum berangkat:

    • Catat siklus haid agar bisa memperkirakan waktunya.

    • Bawa perlengkapan khusus, seperti pembalut, obat, dan pakaian cadangan.

    • Diskusikan dengan dokter jika ingin menggunakan obat penunda haid.

    • Siapkan amalan alternatif seperti membaca doa, dzikir, atau kajian.

    Jadi, apakah boleh umroh saat haid? Jawabannya: boleh, hanya saja ada batasan. Wanita haid tidak diperbolehkan tawaf, namun masih bisa melakukan amalan lain seperti doa, dzikir, dan ibadah di luar Masjidil Haram. Dengan persiapan yang baik, ibadah umroh tetap bisa berjalan lancar dan penuh berkah.

    Yuk konsultasikan sahabat bareng RUBIQA! Sahabat dapat menghubungi menghubungi melalui Whatsapp (+62 813-1234-0099). Sahabat juga dapat cek paket keberangkatan RUBIQA pada laman berikut Umroh Sulthan – Umroh Bareng RUBIQA Yuk Bareng RUBIQA, Travel Umroh Milenial Terpercaya! (LILZA)

  • Doa-Doa yang Sering Dibaca Saat Umroh

    Doa-Doa yang Sering Dibaca Saat Umroh

    Saat melaksanakan ibadah umroh, jamaah dianjurkan untuk memperbanyak doa di setiap rangkaian ibadah. Ada beberapa doa saat umroh yang sering dibaca, baik saat thawaf, sa’i, maupun ketika berada di tempat mustajab. Artikel ini akan membahas kumpulan doa-doa tersebut, lengkap dengan penjelasannya agar mudah diamalkan.

    Doa Saat Memulai Umroh

    Sebelum memasuki Masjidil Haram, jamaah dianjurkan membaca doa masuk masjid:

    Allahumma iftah li abwāba rahmatik.
    (Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu).

    Doa ini dibaca ketika pertama kali melangkah masuk ke Masjidil Haram untuk memulai rangkaian ibadah umroh.

    Doa Niat Umroh

    Niat adalah syarat sah ibadah. Berikut bacaan niat umroh:

    Labbaika ‘umratan.
    (Aku datang memenuhi panggilan-Mu untuk umroh).

    Doa niat ini dibaca ketika mengenakan ihram dari miqat.

    Doa Saat Thawaf

    Dalam thawaf, tidak ada doa khusus yang wajib dibaca selain takbir dan doa ketika berada di Hajar Aswad:

    Bismillāhi Allāhu Akbar.
    (Dengan nama Allah, Allah Maha Besar).

    Selain itu, jamaah dianjurkan memperbanyak doa kebaikan, istighfar, dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.

    Doa di Multazam

    Multazam (antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah) adalah tempat mustajab untuk berdoa. Jamaah bisa memanjatkan doa apa saja, misalnya memohon ampunan, kesehatan, atau keberkahan hidup.

    Doa Saat Sa’i

    Ketika sa’i dari Shafa ke Marwah, jamaah membaca:

    Innash-shafā wal-marwata min sya’ā’irillāh.
    (Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah).

    Setiap kali di bukit Shafa atau Marwah, jamaah dianjurkan membaca doa, zikir, dan shalawat.

    Doa Saat Tahallul

    Tahallul dilakukan dengan mencukur atau memotong rambut sebagai tanda berakhirnya umroh. Jamaah dianjurkan membaca doa:

    Allāhumma taqabbal minnī.
    (Ya Allah, terimalah ibadah umrohku).

    Doa Lain yang Sering Dibaca Saat Umroh

    Selain doa-doa khusus, jamaah juga bisa memperbanyak:

    • Istighfar: Astaghfirullāhal ‘azhim

    • Shalawat: Allāhumma shalli ‘alā Muhammad

    • Doa pribadi sesuai hajat

    Membaca doa saat umroh adalah salah satu cara untuk menambah kekhusyukan ibadah. Tidak ada doa khusus yang mengikat, namun jamaah dianjurkan memperbanyak doa, dzikir, dan shalawat sesuai sunnah Nabi. Semakin banyak doa yang dipanjatkan, semakin besar pula peluang dikabulkan oleh Allah SWT.

    Yuk konsultasikan sahabat bareng RUBIQA! Sahabat dapat menghubungi menghubungi melalui Whatsapp (+62 813-1234-0099). Sahabat juga dapat cek paket keberangkatan RUBIQA pada laman berikut Umroh Sulthan – Umroh Bareng RUBIQA Yuk Bareng RUBIQA, Travel Umroh Milenial Terpercaya! (LILZA)

  • Siapa Itu Askar di Masjidil Haram? Tugas, Peran, dan Etikanya

    Siapa Itu Askar di Masjidil Haram? Tugas, Peran, dan Etikanya

    Bagi jamaah umroh maupun haji, kehadiran Askar di Masjidil Haram adalah pemandangan yang sangat umum. Mereka selalu sigap mengatur jamaah, menjaga keamanan, dan memastikan kelancaran ibadah. Namun, banyak yang belum benar-benar memahami siapa mereka, apa saja tugasnya, dan bagaimana etika saat berinteraksi dengan mereka. Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang Askar, mulai dari definisi hingga tips beretika.

    Siapa Itu Askar di Masjidil Haram?

    Askar di Masjidil Haram adalah petugas keamanan resmi yang bertugas menjaga ketertiban dan keamanan di area Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi. Istilah “askar” sendiri berasal dari bahasa Arab ‘askar (عسكر) yang berarti “tentara” atau “pasukan.”

    Mereka bukan hanya bertugas di sekitar Ka’bah, tetapi juga di pintu masuk, area shalat, dan jalur pergerakan jamaah. Keberadaan askar sangat penting untuk memastikan semua jamaah dapat beribadah dengan tertib dan aman.

    Tugas dan Peran Askar di Masjidil Haram

    1. Menjaga Keamanan Jamaah
      Askar bertugas mencegah tindakan yang berpotensi membahayakan jamaah, seperti dorongan berlebihan atau membawa barang yang dilarang.

    2. Mengatur Arus Pergerakan Jamaah
      Saat kondisi Masjidil Haram sangat ramai, askar akan mengatur jalur masuk dan keluar untuk mencegah penumpukan.

    3. Memberikan Arahan dan Informasi
      Askar sering memberikan petunjuk kepada jamaah yang kebingungan mencari pintu keluar, toilet, atau lokasi tertentu.

    4. Menegakkan Peraturan Masjidil Haram
      Mereka memastikan jamaah mematuhi aturan, seperti larangan mengambil foto di area tertentu atau membawa makanan ke dalam masjid.

    5. Membantu Jamaah yang Membutuhkan Pertolongan
      Askar juga membantu lansia, jamaah sakit, atau mereka yang tersesat dari rombongan.

    Etika Saat Berinteraksi dengan Askar

    1. Hormati Instruksi Mereka
      Jika askar memberi arahan, ikuti dengan tenang dan jangan membantah, karena semua aturan dibuat demi kelancaran ibadah.

    2. Gunakan Bahasa Tubuh yang Sopan
      Jika tidak paham bahasa Arab, gunakan bahasa tubuh atau isyarat yang sopan.

    3. Hindari Menghalangi Tugas Mereka
      Jangan berhenti di jalur yang sedang mereka arahkan, terutama saat tawaf atau sa’i berlangsung.

    4. Jangan Memaksa Saat Dilarang
      Jika askar melarang mengambil foto atau masuk ke area tertentu, patuhi peraturan tersebut.

    Askar di Masjidil Haram memiliki peran vital dalam menjaga keamanan, ketertiban, dan kelancaran ibadah jamaah dari seluruh dunia. Dengan memahami tugas mereka dan berinteraksi secara sopan, kita dapat membantu menciptakan suasana ibadah yang lebih khusyuk dan nyaman.

    Yuk konsultasikan sahabat bareng RUBIQA! Sahabat dapat menghubungi menghubungi melalui Whatsapp (+62 813-1234-0099). Sahabat juga dapat cek paket keberangkatan RUBIQA pada laman berikut Umroh Sulthan – Umroh Bareng RUBIQA Yuk Bareng RUBIQA, Travel Umroh Milenial Terpercaya! (LILZA)

  • Apakah Harus Hafal Doa Ketika Thawaf? Ini Penjelasannya

    Apakah Harus Hafal Doa Ketika Thawaf? Ini Penjelasannya

    Apakah harus hafal doa ketika thawaf? Pertanyaan ini sering muncul dari jamaah, terutama yang baru pertama kali menjalankan ibadah umroh. Banyak yang merasa cemas karena belum hafal doa-doa khusus selama thawaf. Apakah hal ini mempengaruhi keabsahan ibadah thawaf?

    Apakah Harus Hafal Doa Ketika Thawaf?

    Jawabannya adalah tidak wajib hafal doa khusus saat thawaf. Menurut para ulama, tidak ada doa tertentu yang diharuskan untuk setiap putaran thawaf. Jamaah diperbolehkan membaca doa apa pun, baik dari Al-Qur’an, hadits, maupun doa dalam bahasa yang mereka pahami.

    Apa yang Bisa Dibaca Jika Tidak Hafal?

    Jika belum hafal doa-doa khusus, berikut alternatif yang bisa dibaca selama thawaf:

    • Dzikir ringan:

      • Subhanallah

      • Alhamdulillah

      • Allahu Akbar

    • Doa dalam bahasa Indonesia, misalnya:

      • “Ya Allah, ampuni dosa-dosaku.”

      • “Ya Rabb, jadikan aku hamba-Mu yang taat.”

    • Membaca Al-Fatihah atau ayat Al-Qur’an yang sudah dihafal

    Dengan niat dan keikhlasan, thawaf tetap sah meski doa tidak dihafal atau dibaca dari catatan.

    Bolehkah Membaca Doa dari Buku Panduan?

    Ya, membaca doa thawaf dari buku panduan atau HP diperbolehkan, terutama bagi jamaah yang baru belajar. Bahkan, banyak jamaah membawa buku saku berisi doa-doa thawaf. Yang penting adalah menjaga adab selama thawaf, seperti tidak bercakap-cakap atau bermain HP untuk hal di luar ibadah.

    Doa-doa Sunnah dalam Thawaf (Opsional)

    Meskipun tidak wajib, ada beberapa doa yang disunnahkan, seperti:

    • Doa di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad:

      “Rabbanaa aatina fid-dunyaa hasanah wa fil-akhirati hasanah wa qinaa ‘adzaaban-naar.”

    • Doa di Hajar Aswad (jika memungkinkan):

      “Bismillahi Allahu Akbar.”

    Namun jika tidak hafal, cukup berniat dan berdoa dari hati.

    Tips Agar Thawaf Tetap Khusyuk Meski Doa Belum Hafal

    1. Bawa buku saku doa thawaf atau print kecil yang bisa dikalungkan.

    2. Fokus pada niat dan kekhusyukan, bukan pada panjangnya doa.

    3. Gunakan waktu tunggu sebelum thawaf untuk membaca dan menghafal ringan.

    4. Berdoalah dengan hati, bukan hanya hafalan — Allah Maha Tahu isi hati hamba-Nya.

    Jadi, tidak perlu khawatir jika belum hafal doa ketika thawaf. Hafalan bukanlah syarat sah thawaf. Selama niat ibadah tulus, dan dzikir atau doa tetap dilakukan, ibadah Anda tetap sah dan insyaAllah bernilai di sisi Allah.

    Apakah harus hafal doa ketika thawaf? Jawabannya: tidak. Yang penting adalah niat yang benar dan hati yang khusyuk.

    Yuk konsultasikan sahabat bareng RUBIQA! Sahabat dapat menghubungi menghubungi melalui Whatsapp (+62 813-1234-0099). Sahabat juga dapat cek paket keberangkatan RUBIQA pada laman berikut Umroh Sulthan – Umroh Bareng RUBIQA Yuk Bareng RUBIQA, Travel Umroh Milenial Terpercaya! (LILZA)

  • Sejarah Warna Kiswah dari Masa ke Masa

    Sejarah Warna Kiswah dari Masa ke Masa

    Sejarah warna kiswah adalah topik yang menarik karena banyak umat Islam belum mengetahui bahwa kiswah Ka’bah tidak selalu berwarna hitam. Dari masa ke masa, warna kiswah mengalami perubahan sesuai dengan zaman dan penguasa yang berkuasa. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap sejarah warna kiswah, dari awal mula hingga saat ini.

    Kiswah di Zaman Nabi Ismail AS

    Pada masa Nabi Ismail AS, belum ada penutup khusus untuk Ka’bah. Saat itu, masyarakat Arab menutup Ka’bah dengan bahan alami seperti daun dan kain kasar. Ini menjadi awal mula kiswah, meskipun belum berbentuk seperti sekarang.

    Warna Kiswah di Masa Raja Tubba

    Raja Tubba dari Yaman adalah orang pertama yang memberikan kain kiswah secara resmi. Saat itu, warna kiswah adalah putih, melambangkan kesucian dan kesederhanaan. Inilah momen penting dalam sejarah warna kiswah pertama yang terdokumentasi.

    Kiswah Berwarna Merah pada Era Dinasti Umayyah

    Pada masa pemerintahan Dinasti Umayyah, warna kiswah berubah menjadi merah. Warna ini dianggap menunjukkan kekuatan dan kejayaan kekhalifahan. Warna merah dalam kiswah menjadi simbol perubahan besar secara politik dan budaya.

    Hijau: Warna Kiswah di Zaman Abbasiyah Awal

    Selanjutnya, Dinasti Abbasiyah mengubah warna kiswah menjadi hijau. Warna hijau erat kaitannya dengan Islam dan keturunan Nabi Muhammad SAW. Dalam sejarah warna kiswah, inilah salah satu warna yang cukup lama digunakan.

    Hitam: Warna Kiswah Sejak Abbasiyah hingga Sekarang

    Pada pertengahan era Abbasiyah, warna kiswah diganti menjadi hitam. Sejak saat itu hingga hari ini, warna hitam tetap digunakan. Warna hitam dianggap paling elegan dan sakral. Dalam sejarah warna kiswah, inilah warna yang bertahan paling lama.

    Bagaimana Kiswah Dibuat di Masa Kini?

    Saat ini, kiswah dibuat dengan sangat detail dan mahal. Dibutuhkan sekitar 670 kg sutra dan 120 kg benang emas serta perak. Produksinya dilakukan di Makkah oleh para ahli yang terlatih. Dalam prosesnya, sejarah warna kiswah tetap dijaga dengan penuh kehormatan.

    Fakta Menarik

    • Kiswah Ka’bah pernah berwarna putih, merah, hijau, dan kini hitam.

    • Warna kiswah sering mencerminkan kekuasaan politik saat itu.

    • Setiap tahun, kiswah diganti pada tanggal 9 Dzulhijjah.

    • Sulaman emas pada kiswah berisi ayat-ayat Al-Qur’an.

    Sejarah warna kiswah merupakan bagian penting dari warisan Islam. Dari putih hingga hitam, setiap warna punya makna dan konteks zaman. Sebagai umat Islam, mengenal sejarah akan menambah kekaguman kita terhadap peninggalan suci ini.

    Yuk konsultasikan sahabat bareng RUBIQA! Sahabat dapat menghubungi menghubungi melalui Whatsapp (+62 813-1234-0099). Sahabat juga dapat cek paket keberangkatan RUBIQA pada laman berikut Umroh Sulthan – Umroh Bareng RUBIQA Yuk Bareng RUBIQA, Travel Umroh Milenial Terpercaya! (LILZA)

  • Mengapa Ka’bah Sering Diselimuti Kain Hitam?

    Mengapa Ka’bah Sering Diselimuti Kain Hitam?

    Jika Sahabat pernah melihat foto atau video dari Masjidil Haram di Mekah, Sahabat pasti menyadari satu hal yang mencolok: Ka’bah diselimuti kain hitam yang megah. Kain tersebut dikenal dengan nama kiswah, dan memiliki nilai sejarah serta spiritual yang sangat dalam bagi umat Islam. Namun, pernahkah Sahabat bertanya, mengapa Ka’bah selalu diselimuti kain hitam?

    Apa Itu Kiswah?

    Kiswah adalah kain berwarna hitam yang menyelimuti seluruh bangunan Ka’bah. Kain ini terbuat dari sutra berkualitas tinggi dan dihiasi dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang disulam dengan benang emas dan perak.

    Setiap tahunnya, kiswah diganti pada tanggal 9 Dzulhijjah, yaitu saat puncak ibadah haji ketika para jamaah sedang wukuf di Arafah. Tradisi ini terus dilakukan hingga sekarang dan menjadi bagian dari penghormatan terhadap tempat paling suci umat Islam.

    Mengapa Warna Hitam?

    Banyak yang bertanya, mengapa kiswah berwarna hitam, bukan putih atau hijau yang identik dengan Islam?

    Secara historis, warna kiswah pernah mengalami perubahan. Pada masa Nabi Muhammad SAW, kiswah berwarna putih. Namun seiring waktu, dinasti yang berkuasa seperti Abbasiyah memilih warna hitam sebagai identitas spiritual dan simbol kekuatan. Sejak saat itu, warna hitam menjadi tradisi yang dipertahankan hingga kini.

    Proses Pembuatan Kiswah

    Pembuatan kiswah tidak sembarangan. Setiap tahunnya, kerajaan Arab Saudi mengalokasikan dana khusus dan mempekerjakan pengrajin profesional untuk menenun dan menyulam kiswah.

    Berikut beberapa fakta menarik:

    • Dibutuhkan sekitar 670 kg sutra murni.

    • Tulisan kaligrafi disulam menggunakan 120 kg benang emas dan perak.

    • Proses pembuatannya bisa memakan waktu hingga 8 bulan.

    • Kiswah dibuat di Kompleks Pembuatan Kiswah di Mekah.

    Makna Spiritual di Balik Kiswah

    Bagi umat Islam, Ka’bah bukan hanya bangunan batu biasa. Ia adalah simbol tauhid, kiblat shalat, dan pusat spiritual umat Muslim di seluruh dunia. Kiswah menjadi lambang keagungan, kesucian, dan keabadian nilai-nilai Islam.

    Saat melihat Ka’bah diselimuti kain hitam yang indah, banyak jamaah yang menangis karena merasa dekat dengan Allah SWT. Kiswah bukan hanya kain, melainkan simbol cinta dan ketundukan kepada Tuhan.

    Apa yang Terjadi pada Kiswah Lama?

    Setelah kiswah diganti, kain lama tidak dibuang. Sebaliknya, kiswah lama dipotong kecil-kecil dan diberikan kepada tokoh penting atau lembaga keagamaan sebagai penghargaan. Potongan kiswah ini sangat dihargai dan sering dijadikan cendera mata sakral

    Jadi, mengapa Ka’bah diselimuti kain hitam? Karena itu adalah bagian dari tradisi spiritual, simbol sejarah, dan penghormatan tertinggi kepada tempat paling suci umat Islam. Kiswah bukan sekadar penutup bangunan, melainkan pengingat akan kebesaran Allah SWT dan perjalanan spiritual setiap Muslim.

    Melihat Ka’bah secara langsung adalah impian setiap Muslim. Menyaksikan kiswah dari dekat, menyentuh jejak para nabi, dan merasakan kedamaian di Tanah Suci adalah pengalaman spiritual yang tak tergantikan. Jangan tunda niat suci Anda. Wujudkan keinginan untuk berumroh selagi sehat dan mampu. Semoga Allah SWT memudahkan langkah Anda untuk menjadi tamu-Nya di Baitullah. Aamiin.

    Yuk konsultasikan sahabat bareng RUBIQA! Sahabat dapat menghubungi menghubungi melalui Whatsapp (+62 813-1234-0099). Sahabat juga dapat cek paket keberangkatan RUBIQA pada laman berikut Umroh Sulthan – Umroh Bareng RUBIQA Yuk Bareng RUBIQA, Travel Umroh Milenial Terpercaya! (LILZA)

  • Ini Perbedaan Umroh Zaman Dulu dan Kini

    Ini Perbedaan Umroh Zaman Dulu dan Kini

    Zaman sekarang, umroh bisa ditempuh dalam waktu 9 hingga 12 hari. Tapi tahukah Anda, di masa lalu, umroh zaman dulu bisa memakan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun? Jamaah dari Indonesia bahkan harus menempuh perjalanan laut selama 6 bulan, dan banyak yang tak pernah kembali.

    Perjalanan spiritual itu bukan hanya tentang ibadah, tapi juga perjuangan, pengorbanan, dan keberanian yang luar biasa.

    1. Naik Kapal Uap dari Pelabuhan Nusantara

    Pada abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20, jamaah umroh dari Indonesia memulai perjalanan mereka dari pelabuhan besar seperti Tanjung Priok, Makassar, atau Belawan. Mereka naik kapal uap menuju Jeddah, pelabuhan utama di Arab Saudi.

    Waktu tempuh? 3 sampai 6 bulan, tergantung cuaca dan rute pelayaran.

    Banyak jamaah menginap di pelabuhan selama berminggu-minggu hanya untuk menunggu kapal berikutnya.

    2. Dari Jeddah ke Makkah: Naik Unta atau Jalan Kaki

    Setibanya di Jeddah, perjalanan masih jauh dari selesai. Tidak ada mobil atau bus seperti sekarang. Jamaah harus melanjutkan perjalanan ke Makkah dengan:

    • Naik unta dalam rombongan kafilah

    • Jalan kaki selama 2–4 hari di tengah gurun

    Selain panas yang ekstrem, banyak yang mengalami dehidrasi, penyakit, atau bahkan tersesat.

    3. Risiko Tinggi hingga Banyak yang Tidak Pernah Kembali

    Saking jauhnya perjalanan, banyak jamaah umroh zaman dulu:

    • Menjual harta benda untuk membiayai keberangkatan

    • Membuat wasiat sebelum pergi

    • Tidak sedikit yang meninggal di perjalanan atau menetap di Tanah Suci

    Bahkan, ada ungkapan populer di masa itu:
    “Kalau berangkat umroh, belum tentu bisa kembali.”

    4. Berbulan-bulan Menjadi Tamu Allah

    Berbeda dengan jamaah masa kini yang punya jadwal ketat, jamaah umroh zaman dulu bisa tinggal di Makkah hingga berbulan-bulan. Sebagian dari mereka:

    • Menetap di rumah warga

    • Menjadi relawan di masjid

    • Belajar agama langsung dari ulama setempat

    Beberapa bahkan menikah dan menetap di Makkah seumur hidup.

    5. Umroh Dulu Adalah Simbol Total Pengorbanan

    Saat ini, kita bisa berangkat umroh dengan nyaman:
    Naik pesawat langsung 9 jam
    Hotel bintang lima
    Makan dan transportasi terjamin

    Namun, umroh zaman dulu adalah bentuk pengorbanan sejati. Jamaah tidak hanya mengorbankan harta, tapi juga nyawa dan masa depan demi memenuhi panggilan Allah.

    Perjalanan umroh hari ini jauh lebih mudah dan nyaman dibandingkan generasi sebelumnya. Melihat kisah umroh zaman dulu, kita diajak untuk lebih bersyukur dan tidak meremehkan ibadah ini.

    Setiap langkah mereka adalah perjuangan. Setiap doa mereka adalah harapan untuk bisa pulang. Maka, ketika Anda diberi kesempatan untuk umroh hari ini, manfaatkan dengan sepenuh hati.

    Yuk konsultasikan sahabat bareng RUBIQA! Sahabat dapat menghubungi menghubungi melalui Whatsapp (+62 813-1234-0099). Sahabat juga dapat cek paket keberangkatan RUBIQA pada laman berikut Umroh Sulthan – Umroh Bareng RUBIQA Yuk Bareng RUBIQA, Travel Umroh Milenial Terpercaya! (LILZA)

Isi Data Diri Kemitraan

Yuk Konsultasikan!
1
Yuk #UmrohBarengRUBIQA
Assalamualaikum Sahabat! Selamat datang di Umroh Bareng RUBIQA, ada yang bisa Fara bantu? Yuk konsultasikan umroh sahabat bareng Fara, Fara tunggu yaa😊